Gerakan Transnasional

Selanjutnya, mata kuliah yang akan kita temui di semester 6 ini adalah Gerakan Transnasional. Di mata kuliah ini kita akan membahas materi-materi seperti globalisasi, hubungan transnasional, pemikiran transnasional, masyarakat sipil internasional, dan juga transnational activities.

A.    Globalisasi

Menurut Thimas L Friedman, dalam bukunya “The World is Flat” globalisasi sudah terjadi sejak dulu da nada beberapa tipe, yaitu; 1.0 (1492-1800), 2.0 (1800-2000) dan juga 3.0 (2000-sekarang). Yang mana, globalisasi ini terjadi karena berkembangnya teknologi, transformasi, informasi dan juga interaksi manusia.

Menurut Arjun Appadurai, dampak dari globalisasi ini adalah ethno csapes, media scapes, techno scapes, finance scapes, dan juga ideo scapes. Yang mana globalisasi ini merujuk pada fenomena time space compression, denasionalization, deterritorialization dan juga borderless. Dan dalam HI sendiri, globalisasi memberikan dampak terhadap perubahan isu dan juga tatanan internasional serta menjadi awal mula dari isu transnasional.

Ada 3 kelompok yang memiliki perbedaan dalam memandang globalisasi yaitu; hyperglobalist (orang-orang yang positif dalam memandang globalisasi dan percaya bahwa globalisasi bisa memberikan kehidupan yang lebih baik), sceptics (orang-orang yang negative dalam memandang globalisasi dan berpendapat bahwa globalisasi adalah dampak dari kapitalisme), dan juga transformasionalist (orang-orang yang percaya bahwa globalisasi tidak dapat dihindari dan berupaya mentransformasikannya agar terkesan adil).[1]

B.     Transnational Relations

Menurut Joseph S. Nye dan Robert O. Keohane, hubungan transnasional merupakan suatu gerakan ataupun interaksi yang dilakukan lintas batas Negara dan tidak dikontrol oleh Negara (salah satu aktornya bukan Negara / OI).[2]

Ada beberapa bentuk global interaction yang terjadi dalam transnasional yang didorong oleh adanya globalisasi, seperti; komunikasi, transportasi, finance dan travel. Selanjutnya effect dari transnational to interstate adalah sebagai berikut;

·         Perubahan sikap (kebijakan)

·         Interaction pluralism

·         Dependen dan interdependen

·         Negara dapat mempengaruhi Negara lain

·         Dan muncumnya actor otonom[3]

C.    Pemikiran Transnasional

Ada 3 pemikiran dalam transnasional yaitu; liberalism, konstruktivisme, dan juga kosmopolitanisme. Gerakan transnasional berasal dari pendekatan liberalism yaitu sociological liberalism yang mana interaksi yang terjadi bukan hanya S to S akan tetapi S to Non State. Karl Deutsch berpendapat bahwa semakin tinggi interaksi transnasional maka semakin kecil kemungkinan perang akan terjadi. Selanjutnya Jhon Burton berpendapat bahwa pola interaksi gerakan transnasional cenderung cobweb yang mana bertujuan untuk mendemonstrasikan kepentingan karna beragamnya actor.

Selanjutnya cosmopolitanisme yang mana pendekatan ini sejalan dengan liberalise dan berbasis pada Kantian, grotian dan juga hobesian. Akan tetapi kemudian bergerak jauh dari liberalism, karena menurut cosmopolitanisme manusia adalah bagian dari global village bukan national state. Maka, cosmopolitan berupaya untuk menciptakan global citizen dan berusaha membebaskan manusia dari keterikatan.

Sedangkan konstructivisme menekankan kepada social construct, yang berarti bahwa attitude Negara bisa berubah sesuai dengan relasi yang terjadi. Selain itu mereka juga menekankan bahwa agen dan struktur saling membentuk.

D.    Transnational Activities

Ada 3 bentuk aktivitas transnasional, yaitu; transnational advocacy network, transnational coalition dan juga transnational social movement. Network adalah suatu bentuk organisasi yang karakternya foluntary, reciprocal dan horizontal. Maka hubungan yang terjadi disini adalah searah dan tidak ada kirarki. Selain itu ia juga memiliki sifat yang cair (yaitu bisa dengan mudah membangun reaksi satu sama lain dan bergerak atas dasar jaringan serta biasanya tidak terdapat pimpinan didalamnya).[4]

Actor utamanya adalah; INGO, local social movement, yayasan/ foundation, media dan juga intellectual. Yang mana actor-aktor tersebut membagikan value secara jelas. Beberapa bentuk dari transnational network adalah; human right group, womens groups, environment, etnis, development, dan juga world order.

Transnational network muncul ketika jaringan atau saluran antara NGO dan pemerintah terputus dan menyebabkan munculnya boomerang pattern, setelah itu munculnya political entrepreneur dan growth of international contact.

Terdapat 4 taktik cara mereka bekerja, yaitu; information politics, symbol politics, leverage politic dan juga accountability politic. Selanjutnya, biasanya keberhasilan dan kegagalan network bergantung pada; political dynamic (kemungkinan gagal lebih besar pada Negara yang tertutup), karakter isu (semakin sulit isu yang dibawa maka semakin sulit juga gerakan transnasional tersebut untuk berhasil), dan juga karakteristik actor (semakin banyak supporter maka semakin besar kemungkinan pengaruhnya tersampaikan)

Di mata kuliah Gerakan Transnasional ini, kita biasanya diberikan tugas setiap minggunya untuk meneliti dan memahami kelompok-kelompok atau suatu gerakan lintas batas Negara, mulai dari latar belakang terbentuknya, kemajuan dan kemunduran gerakan tersebut dan pengaruh yang diberikannya terhadap sistem tatanan dunia. Selain itu kita juga diberikan berbagai bentuk quiz untuk melatih pemahaman dan pemikiran kritis kita mengenai hal-hal yang berkaitan dengan isu gerakan transnasional. Sedangkan pada UTS dan UAS kita akan diuji sesuai dengan apa yang telah kita pelajari tersebut.

Referensi

Held, D., & McGrew, A. (2003). The Global Transformations Reader. Cambridge: Polity Press.

Keck, M. E., & Sikkink, K. (1998). Activists beyond Borders. London: Cornell University Press.

Nye, J. S., & Keohane, R. O. (1971). Transnational Relations and World Politics: An Introduction. International Organization, Vol. 25, No. 3, Transnational Relations and World Politics., 329-349.