Epistemologi Islam

Mata kuliah epistemologi Islam merupakan salah satu mata kuliah wajib mengenai islamisasi ilmu pengetahuan di semester 5. Dalam mata kuliah ini kita akan mempelajari tentang ilmu & ma’rifah, hierarki ilmu, Khobar shodiq, akal, indera dan intuisi sebagai sumber ilmu.Secara etimologi, Epistemologi berasal dari kata Yunani epiteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti teori. Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dah sahnya (validitas) pengetahuan. Maka epistimologi adalah sebagai suatu disiplin ilmu yang bersifat evaluative, normative, dan kritis. Ia menilai apakah suatu keyakinan, sikap, pernyataan pendapat, teori pengetahuan dapat dibenarkan, dijamin kebenarannya, atau memiliki dasar yang dapat dipertanggungjawabkan secara nalar.

Adapun ruang lingkup epistemology sebagai suatu cabang filsafat ilmu yaitu meliputi hakekat, sumber dan validitas pengetahuan. Epistemologi berfungsi untuk mempermudah pemahaman seseorang dalam sistematika cara memperoleh ilmu pengetahuan. Sebagai sumber ilmu, epistemologi islam berdasarkan pada Al-Quran dan Hadist. Dan pada zaman nabi, Al-Quran tidak langsung dicatat melainkan dihafal oleh para sahabat-sahabat nabi, sehingga Al-Quran adalah hafalan yang ditulis bukan tulisan yang dihafal.

Menuntut ilmu hukumnya adalah wajib dalam islam. Jihad tidak hanya dilakukan dalam peperangan saja melainkan, menuntut ilmu juga menjadi salah satu bentuk jihad di jalan Allah SWT. Dalam  QS. Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَكُمۡ تَفَسَّحُواْ فِي ٱلۡمَجَٰلِسِفَٱفۡسَحُواْ يَفۡسَحِ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُواْ فَٱنشُزُواْ يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ 

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Ayat diatas menerangkan bahwasanya Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman yang menuntut ilmu. Keutamaan ilmu dalam Islam, dorongan serta kewajiban menuntut ilmu telah menjadikan dunia Islam pada masa lampau menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Sehingga pentingnya menuntut ilmu dalam islam adalah karena akal sebagai dasar dari ilmu pengetahuan memberikan kemampuan kepada manusia untuk dapat membedakan antara baik dan buruk. Dengan kemampuan akal dalam berpikir inilah manusia mampu menetukan pilihan yang terbaik untuk dirinya dan agamanya.

Berdasarkan sumber asalnya, al-Ghazali mengklasifikasian ilmu pengetahuan menjadi dua yaitu:

     1. Ilmu Syari’ah adalah ilmu yang berasal dari nabi yang berkaitan dengan wahyu Allah SWT. Adapun contoh dari ilmu Syari’ah yaitu Al-Quran, Sunnah dan Syari’ah (ketetapan hukum dalam Islam)

    2. Ilmu Ghoiru Syari’ah merupakan ilmu yang bersumber dari akal pikiran, eksperimen, dan akulturasi yang diperoleh melalui intelektualitas manusia semata. Karena berasal dari akal pikiran manusia, ilmu ini tentunya memiliki keterbatasan yang menjadikannya sebab bahwa akal belum tentu benar. 

Perbedaan antara epistemologi Islam dan Barat.

·         Asas penting dalam Epistemologi Islam yaitu:

1.      Khabar Shadiq

Khabar secara etimologi berarti berita. Secara terminologi khabar berarti berita yang mengabarkan tentang sesuatu kejadian, yang ditransfer dan dibicarakan melalui perkataan, tulisan, atau gambaran dari kejadian-kejadian yang baru. Shadiq secara etimologi berarti benar. Dilihat dari makna terminologisnya, shadiq berarti suatu fakta yang sesuai dengan realita. Menurut al-Attas, khabar shadiq haruslah didasari oleh sifat-sifat dasar ilmiah atau agama, yang mana diriwayatkan oleh otoritas agama yang otentik, bukan diriwayatkan oleh sembarang orang. Namun, bila dilihat dari otoritasnya, khabar sadiq ini terbagi menjadi dua yaitu:

a.  Otoritas mutlak (absolute authority) yang terdiri dari otoritas ketuhanan, yaitu al-Qur’an dan otoritas kenabian, yaitu hadis Rasulullah SAW.

b.   Otoritas nisbi (relative authority) yang terdiri dari kesepakatan alim ulama (tawatur) dan khabar yang berasal dari orang terpecaya secara umum.

Khabar Shadiq menjadikan ilmu pengetahuan dalam Islam muncul, tumbuh, dan berkembang hingga saat ini. Lalu apakah yang menjadikan Khabar Shadiq mampu mengembangkan ilmu pengetahuan hingga saat ini? Jawabannya adalah karena perannya sebagai metode transmisi ilmu inilah, al-Qur’an dan al-Hadis menjadi terjaga keasliannya hingga saat ini, dan tidak terjadi perubahan sedikit pun. Khabar Sadiq (true report) merupakan hal yang vital meskipun dinafikan oleh peradaban barat, tradisi transmisi khabar shadiq lah yang menjadikan Al-Qur’an dan Hadits tetap otentik.

Akibat ketidakpercayaan Barat terhadap hal yang bersifat metafisik mengantarkan peradaban ini pada ideology sekularisme. Arthur Jeffery misalnya, menganggap bahwa sejarah kodifikasi alQur’an adalah fiktif sehingga meragukan keabsahan mushaf Utsmani. Hal inilah yang membedakan epistemologi islam dan barat.

2.      Panca Indera

3.      Akal

4.      Intuisi

Intuisi merupakan kemampuan manusia untuk memperoleh pengetahuan secara langsung tanpa dilakukan observasi atau penalaran terlebih dahulu. Dalam Islam, kedudukan intuisi tertinggi adalah dalam bentuk wahyu sebagaimana yang dialami oleh para anb. Sedangkan manusia biasa lainnya hanya dapat mengambil bentuk inspirasi (ilham) dan lintasan pikiran (flashes).

Di kalangan muslim, Sebagian besar menerima intuisi, dan Sebagian kecil menolak. Dan sebaliknya, di kalangan Barat Sebagian besar menolak intusi dan Sebagian kecil menerimanya. Intuisi ini pada dasarnya datang dari Allah SWT yang dapat disampaikan secara langsung atau melalui perantara malaikat. Apabila pesan ini disampaikan kepada nabi maka dapat disebut dengan wahyu dan jika disampaikan kepada wali maka disebut dengan intuisi. Hal ini dikarenakan intuisi adalah penguatan dan penjelasan dari wahyu.

·         Asas epistemologi Barat yaitu:

1.      Rasionalisme. Dalam pendekatan ini menekankan akal budi (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan.

2.   Empirisme. Pendekatan ini merupakan doktrib bahwa seluruh pengetahuan juga harus berdasarkan pengalaman inderawi.

3.      Skeptisisme. Paham ini memandang segala sesuatu selalu tidak pasti atau selalu ragu dan curiga terhadap pengetahuan